Dua Kekuatan Manusia
Pendidikan adalah proses perjalanan antara murid dan guru yang keduanya adalah manusia ciptaan tuhan. Itu prinsip dasar Pendidikan. Maka akan berbeda apabila dari dasarnya sudah berbeda. Entah yang berkata bahwa manusia berbuyut kera, atau orang yang tidak mengatakan demikian akan tetapi termakan oleh teori turunan turunannya atau mungkin menyerempet dan bersenggolan dengan prinsip dasar yang berbeda akan tetapi tak banyak merasa.
Karena keduanya adalah makhluk
ciptaan tuhan, maka cukuplah semua yang berasal dari tuhan menjadi rujukan. Mungkinkah
tuhan menciptakan sesuatu tanpa ada tata cara perawatan, atau buku panduan. Sampai
disini, jika tuhan yang dianut tidak memberi tuntunan akan itu berarti
ketuhanannya patut dipertanyakan.
Ada yang bilang tak usah banyak
berteori, yang terpenting mencoba turun, praktek dan rasakan. Kalau anda
mempunyai stok umur yang pancang, merasa mampu untuk menjajal try dan eror secara
berketerusan, tak masalah. Akan tetapi umur kita terbatas, kemampuan menyerap
ilmu kita juga penuh kekurangan. Maka kata Mutiara “Experience the best teacher”
itu perlu diperdebatkan. Karena tugas kita hari ini bukan memulai dari nol,
tapi meneruskan perjalanan orang orang sebelum kita. Jadi, bisa sedikit kita
ubah menjadi “Tharikh is the best teacher” sejarah adalah sebaik baiknya guru. Karena,
itu berarti kita belajar dari pengalaman hidup orang-orang sebelum kita. Itu akan
jauh lebih menghemat energi dan mempersingkat masa.
Jadi berteori, sebelum dan saat menjadi
praktisi itu sangat penting. Maka kata kuncinya adalah ‘ambil teori dan praktekkan,
melek sejarah dan ambil pelajaran’.
Salah satu teori Pendidikan dalam
Al Qur’an adalah manusia yang tersusun dari 3 unsur; Jasad, Ruh dan Akal. Sudah
menjadi fitrah manusia apabila hanya mempedulikan hal hal yang terlihat saja. Maka
jasad, itu sudah tak perlu banyak terfikirkan oleh Pendidikan. Hanya saja dua aspek
yang tidak kelihatan, itu yang juga jarang terlirik dan diperhatikan. Tapi, justru
itu yang menjadi pusat dari Pendidikan insan.
Menurut salah satu ulama yang
tidak hanya mumpuni dalam ilmu syar’I tapi juga ahli dalam ilmu barat beserta
sejarah dan segudang pengalaman melalangbuana, Dr. Majid Irsan -rahimahullah- Pendidikan
islam hari ini dan kedepannya akan banyak berhutang kepada beliau atas konsep
yang beliau munculkan dari Al Qur’an dan As Sunnah tertutup puing puing kejahilan,
sehingga orang orang awam dan praktisi tinggal meneruskan. Beliau menyebutkan
bahwa manusia mempunyai dua kekuatan dasar. Dan tujuan Pendidikan secara umum
adalah membangkitkan dua kekuatan itu. Dan hanya Pendidikan islam sajalah yang
sempurna dalam meningkatkan keduanya hingga mencapai derajat ‘ahsana taqwim’.
Dua kekuatan itu adalah; Hati dan
Akal. Hati yang di dalamnya terdapat niat, menjadi pusat dari kekuatan manusia
dalam mencapai apa yang ia inginkan. Akan tetapi tidak semua keinginan manusia
itu baik, maka disini perlu adanya Pendidikan islam yang meluruskan. Agar kekuatan
keinginannya tertuju hanya untuk sebuah tujuan yang mulia atau ‘Al Matsal Al A’la’,
atau sesuai dengan keinginan Sang Pencipta, sesuai yang dicontohkan RasulNya
dan orang orang terbaik setelahnya. Apabila tidak ada Pendidikan islam atau menurut
pemikir yang lain disebut ‘adab, maka kekuatan itu hanya akan mengarah kepada keegoisan
manusia, syahwat dan kehancuran.
Kekuatan yang kedua adalah akal. Akal
disini memiliki penjelasan yang luas, termasuk di dalamnya seluruh kemampuan
manusia dari berfikir, mencipta, mendaya guna, mengatur, dan lain sebagainya. Ini
juga harus tersibghoh oleh Pendidikan islam yang sesuai dengan perkembangan
zaman, terbukti secara ilmiyah dan sesuai dengan pola berfikir yang telah
diajarkan oleh islam tanpa dikotomi dan spesialisasi mutlak.
Komentar
Posting Komentar