Salahnya Pendidikan
Bayangkan seorang pendidik yang langsung terjun
ke medan Pendidikan tanpa bekal yang cukup, ilmu yang mumpuni, kemudian ia
mengajarkan suatu yang salah atau menerapkan pola Pendidikan yang salah. Apa
akibatnya? Seperti orangtua yang sama sekali tidak mau tau menau mengenai
Pendidikan dan perkembangan anaknya sendiri, serta cenderung melimpahkan
tanggung jawab Pendidikan kepala Lembaga dan sekolahan. Apa yang akan terjadi?
Produk gagal, ketimpangan kepribadian pada diri
anak, serta Pendidikan yang benar benar tidak tersalurkan karena inti dari
Pendidikan adalah keluarga.
Kemudian, apa yang kita lakukan? Try and error?
Apa dalilnya?
Pendidik keluarga, belajarlah, siapkan diri menjadi pendidik anak anak itu tanggung jawab dunia akhirat. bagi pendidik dalam lembaga dan sekolah, sadari tanggung jawab itu dan ilmui sebelum masanya. jangan biarkan anak dengan penuh kefitrahan sekedar dijadikan sekedar bahan uji coba.
Islam sangat menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan, di lain sisi Islam juga telah menyuguhkan konsep yang matang dan
teruji coba telah mampu melahirkan para tokoh hebat sepanjang sejarah. Hanya
saja terkadang kita malas untuk membuka lembaran perbendaharan Islam yang kaya
akan ilmu.
“Ga usah kalian lama lama belajar. Ngapain
Belajar doang. Ga usah pake acara pengen mengkhususkan dulu untuk nambah ilmu
segala”
Alasan lain mengapa ilmu terkadang dipandang
sebelah mata adalah karena metode pembelajaran ilmu yang tidak relevan; hanya
sekedar mencari nilai, teori yang tak berlandasan sehingga melahirkan ilmu ilmu
turunan yang salah serta sulit dipraktekkan, atau cara belajar ilmu seperti
mempelajari filsafat, pembelajaran yang jauh dari praktek serta pengembangan
ilmu lebih lanjut.
Keseluruhannya sebenarnya tidak bisa menjadikan
kita menjudge ilmu dan teori sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat.
Ilmu dan menuntut ilmu adalah perbuatan yang
mulia, dasar dari segala sesuatu bahkan Allah jadikan padanya sebagai jalan
menuju hidayah, serta tidak diterimanya ibadah tanpanya.
Berasal dari sini muncullah Sebagian orang yang
mengatasnamakan amal, kerja, kerja dan kerja, dengan dalih ilmu bisa didapat di
sela sela beramal. Benarkah seperti itu?
Inilah yang menjadi kesalahan fatal dan puncak
dari segala problematika Pendidikan. Bangunan Pendidikan yang tidak dibangun
atas dasar keilmuan, konsep yang benar dan matang.
Sebuah rahasia umum bahwa peradaban kita hari
ini adalah peradaban Yahudi yang dibentuk dari asas yang sangat rapuh, teori
para failusuf. Sadar atau tidak segala sesuatu pada dunia hari ini, dibangun di
atas itu semua. Walaupun sekarang sudah sangat banyak hal hal yang tersibghoh
dengan warna keislaman. Akan tetapi semua yang dilakukan hanya sekedar
menyortir dan menolak hal hal yang menurut pengetahuannya bertolak belakang
dengan asas keislaman, itupun masih didominasi oleh teori dan keilmuan barat
yang kita terima begitu saja.
Dengan dalih penelitian, ini berasal dari buku
sumber, kemudian tampak terlihat ada perubahan dan terobosan baru, serta merta
kita menerimanya begitu saja. Cenderung ikut ikutan dan tidak jelas konsep
serta pola pendidikannya, apalagi hasil Pendidikan itu sendiri. Singkatnya coba
saja lihat, selama satu abad ini mana produk Pendidikan yang selama ini kita
agungkan dan berkiblat padanya? Nihil.
Sekali lagi Islam sendiri telah memiliki itu
semua. Ini bukan berarti menafikan segala hanl yang berasal dari barat dan
menutup mata dari penelitian serta terobosan terobosan baru. Pertama kita perlu
mengkaji dengan dalam bagaimana Pendidikan Islam itu sendiri. Kemudian Konsep
barat yang datang perlu kita kritisi, mengambil dengan penuh selektif dan
setelah pengkajian yang dalam serta pembuktiannya. Kemudian di atas itu semua
kita coba bangun kurikulum, konsep, program, kebijakan Pendidikan, terobosan
baru agar semakin bisa mengimbangi tantangan zaman lainnya dengan asas Ijtihad,
penelitian, musyawarah yang dilakukan oleh para pakar Pendidikan.
Tidak asal ambil, tiru, modifikasi, gagal, coba
lagi, gagal, coba lagi. Jika seperti ini, itu namanya kerja serampangan yang
hanya akan membuat kita menyesal terlebih lagi menjadikan manusia manusia gagal
akibat ulah tangan sendiri tanpa ilmu.
Dari sinilah agama islam ini berasal, serta
segala hal yang ter-iqtibas darinya harus diambil. Asas keilmuan. Maka mulai
dari ilmu, matangkan ilmu, serta tuntutlah ilmu sebagaimana ulama ulama
terdahulu. Menuntut ilmu untuk membawa pemecahan masalah bagi dunia, memberi
solusi serta menjadi Rahmatan Lil ‘Alamin.
Cukup saya katakana disini, orang orang barat
telah berhasil membuat kita terpukau, kagum dan tersihir oleh segala peradaban
yang berasal dari mereka. Padahal hanya menerapkan asas keilmuan saja,
sedangkan dasar peradaban mereka sendiri sangat rentan dan rapuh. Sedangkan
pondasi peradaban keislaman sudahlah sangat kokoh dan kuat, hanya saja para
pemerannya saja jauh dari kata ilmu, mencukupkan diri dengan yang dimiliki,
terlalu berambisius, terlalu terpesona dengan barat, dan belum memiliki rasa
bangga terhadap agamanya sendiri.
Komentar
Posting Komentar