Postingan

Belajar sambil bermain

Hari ini, hari dimana ilmu pengetahuan berkembang pesat, teknologi meningkat dengan cepat dan penelitian baru dalam hitungan jam sudah tertumpuk oleh penelitian yang lainnya. Tak kita pungkiri bahwa Barat telah begitu pesat membawa perkembangan keilmuan hari ini, dalam tekonologi, militer, sosial, pertanian, astronomi, hingga Pendidikan. Yah, mereka memiliki jasa pada perkembangan peradaban hari ini. Akan tetapi, selalu ada perbedaan antara satu peradaban dengan peradaban lainya. Pastinya yang bisa membedakan dua peradaban ini adalah ia yang memiliki pengetahuan, wawasan dan konsep dasar peradaban pembandingnya. Sebagai seorang muslim memahami peradabannya sendiri itu merupakan kewajibannya, karena apabila luput darinya itu sama saja ia menghilangkan kebesaran islam dalam jiwanya. Tanpa menutup mata dari semua kemajuan Barat, akan tetapi Islam memiliki pola kemajuan yang berbeda dengan Barat. Menyeluruh dalam setiap aspeknya, seimbang dan menjangkau sisi terdalam suatu peradaban,...

Murabbi sejati

  Saya tidak sedang bercerita tentang aksi heroic para murabbi yang mampu mengubah serta melejitkan potensi anak didiknya. Bukan tentang guru yang mampu membawa kelas selalu Bahagia dan tercapainya target target pembelajaran. Bukan juga tentang pendidik yang meletakkan kurikulum terbaik, detail, dengan system yang sangat matang. Saya hanya akan menuliskan tentang satu satunya Murabbi yang benar benar membimbing kita dan sangat berbelas kasih kepada setiap mutarabbinya. Ya, Murabbi itu adalah Tuhan semesta alam, penguasa langit dan bumi, serta pengawas segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya. Dialah Allah Rabb haqiqi. Ketika kita benar benar memahami Rububiyahnya, segala hak hak yang akan Allah penuhi terhadap hamba hambanya, dan hikmah besar dibalik semua kehendaknya, kita akan tertawa sendiri melihat kondisi manusia yang jauh dari hidayahnya. Karena saya pendidik, saya akan melihat dari kacamata seorang pendidik. Sangat lucu, Pendidikan hari ini atau pemahaman may...

Salahnya Pendidikan

  Bayangkan seorang pendidik yang langsung terjun ke medan Pendidikan tanpa bekal yang cukup, ilmu yang mumpuni, kemudian ia mengajarkan suatu yang salah atau menerapkan pola Pendidikan yang salah. Apa akibatnya? Seperti orangtua yang sama sekali tidak mau tau menau mengenai Pendidikan dan perkembangan anaknya sendiri, serta cenderung melimpahkan tanggung jawab Pendidikan kepala Lembaga dan sekolahan. Apa yang akan terjadi? Produk gagal, ketimpangan kepribadian pada diri anak, serta Pendidikan yang benar benar tidak tersalurkan karena inti dari Pendidikan adalah keluarga. Kemudian, apa yang kita lakukan? Try and error? Apa dalilnya? Pendidik keluarga, belajarlah, siapkan diri menjadi pendidik anak anak itu tanggung jawab dunia akhirat. bagi pendidik dalam lembaga dan sekolah, sadari tanggung jawab itu dan ilmui sebelum masanya. jangan biarkan anak dengan penuh kefitrahan sekedar dijadikan sekedar bahan uji coba.  Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, di lain...

Pendidikan, jangan pandang sebelah mata

Pendidikan adalah unsur yg berdiri sendiri, terlahir dari masyarakat dan bersifat merubah semua tatanan setiap lapisan. Banyak mungkin yg mengira bahwa jalan perubahan harus ditempuh lewat politik, ekonomi, militer, dll. Memang ada benarnya. Akan tetapi semua alur itu hanya akan bermuara pada kehampaan dan kesia-siaan kerja. Akan mentok. Dan di akhir ia akan tersadar bahwa langkahnya selama ini hanya sia sia belaka. Lantas mengapa orang hari ini banyak yang menomor sekiankan pendidikan? Sebenarnya bukan pendidikan yg kehilangan kekuatan dan peran pentingnya. Akan tetapi masyarakat yg mulai salah menafsirkan definisi pendidikan itu hanya sekedar belajar formal, non formal, di gedung, ujian dan mendapatkan ijasah. Hanya itu. Yang sangat jauh dengan nilai nilai kehidupan sesungguhnya. Sempitnya pemahaman tentang pendidikan, menjadikan keurgenannya pun hilang di mata manusia. Itu semua juga karena banyak sekali jalan jalan menuju ketercapaiannya suatu pendidikan. Perbedaan jalan in...

Problematika Pelik

Perbandingan yang sangat signifikan antara hasil Pendidikan hari ini dengan Pendidikan di masa lampau, pastinya di hari hari kegemilangan umat Islam. Sebenarnya problem yang sedang dihadapi umat ini bukan hanya sekedar kurikulum, Lembaga Pendidikan, ataupun apa yang diajarkan. Walaupun itu semua memang sangat mempengaruhi hasil Pendidikan. Akan tetapi problem yang lebih pelik lagi adalah ketidak pahaman masyarakat umum akan Pendidikan itu sendiri. Mungkin apabila kita membahas akan Pendidikan, pasti yang terbayang langsung sekolah, dan Lembaga Pendidikan serta segala macam permasalahannya. Inilah masalah terbesarnya. Karena Pendidikan sesungguhnya adalah berasal dari kesadaran orangtua dari masa masa awal terbentuknya keluarga. Ini juga yang menyebabkan keterlambatan dan bahkan ketidak tercapaiannya produk Pendidikan. Lihat saja pada hari ini salah satu yang dijual oleh sekolah sekolah hari ini adalah Pendidikan karakter, adab, kemandirian, tanggung jawab dan lain sebagainya....

Pendidikan Keimanan

Awal saat saya mengambil sumber pedidikan Islam dari referensi Bahasa Arab saya tersadar bahwa kemampuan berabahasa saya masih sangat minim, sehingga mungkin hanya 50-60% yang bisa saya pahami. Salah satu hal yang menyumbat pemahaman saya Ketika sampai pada kurikulum Pendidikan Ayat Qur’aniyyah. Itu yang menjadi kurikulum Pendidikan pertama dan inti dari Pendidikan Islam. Akan tetapi, pemahaman saya tergenapi oleh paparan dan penjelasan dari berbagai pakar Pendidikan; ust Budi Ashari, ust Hasan Al Faruqi dan dari buku buku masayikh lainnya. Hingga tibalah kesimpulan saya pada bahwa Pendidikan keimanan diterapkan hanya dengan membacakan ayat ayat Al Qur’an pada zaman Rasulullah dan memberikan efek yang sangat luar biasa. Karena memang Al Qur’an turun dalam Bahasa mereka, dengan pemahaman dan pola berfikir serta asbabun nuzul yang membuat pembacaan ayat ayatNya menjadi Penanam keimanan yang sungguh luar biasa. Hanya saja pada zaman ini, semuanya jauh berbeda. Akan tetapi bukan be...

Bukan sekedar bermanfaat

  Setiap muslim memang sudah seyogyanya menjadikan amal shalih yang bermanfaat sebagai tujuan dan penggerak setiap Langkah hidupnya. Entah itu benar benar tekad dalam hati atau minimalnya sebagai pemanis di lisan Ketika dilontarkan padanya suatu pertanyaan “Apa tujuan hidupmu?” mayoritas pasti akan menjawab memberi manfaat. Akan tetapi yang perlu ditanyakan ulang adalah manfaat yang macam mana yang akan dikontribusikan itu. Jikalau sekedar memberi manfaat saja sudah pasti semua bisa melakukan. Akan tetapi, tujuan utama pemberian manfaatan kita adalah munculnya amal shalih yang itu akan diterima oleh Allah. Gurunda saya pernah menyampaikan bahwa amal shalih adalah amalan yang sesuai pesanan, bukan amalan yang penting jadi, atau sekarepe dewek. Karena amalan itu ditujukan kepada Rabb semesta alam maka standarnya juga tidak boleh hanya sekedarnya, atau nasional atau bahkan internasional. Karena semua standar itu sangat terpaut dengan ruang dan waktu serta tidak memiliki satuan b...